PELANGGARAN
E-COMMERCE DI TIKET.COM
Disusun Oleh :
Juni Purnomo
3EA27
15214742
FAKULTAS EKONOMI JURUSAN MANAJEMEN
UNIVERSITAS GUNADARMA
JAKARTA
2017
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Perkembangan internet menyebabkan terbentuknya
sebuah dunia baru yang lazim disebut dunia maya. Di dunia maya ini setiap
individu memiliki hak dan kemampuan untuk berinteraksi dengan individu lain
tanpa batasan apapun yang dapat menghalanginya. Sehingga globalisasi yang
sempurna sebenarnya telah berjalan di dunia maya yang menghubungkan seluruh
komunitas digital. Dari seluruh aspek kehidupan manusia yang terkena dampak
kehadiran internet, sektor bisnis merupakan sektor yang paling terkena dampak
dari perkembangan teknologi informasi dan telekomunikasi serta paling cepat
tumbuh. Melalui e-commerce, untuk pertama kalinya seluruh manusia di muka bumi
memiliki kesempatan dan peluang yang sama agar dapat bersaing dan berhasil
berbisnis di dunia maya. E-commerce adalah suatu jenis dari mekanisme bisnis
secara elektronik yang memfokuskan diri pada transaksi bisnis berbasis individu
dengan menggunakan internet (teknologi berbasis jaringan digital) sebagai
medium pertukaran barang atau jasa baik antara dua buah institusi (business to
business) dan konsumen langsung (business to consumer), melewati kendala ruang
dan waktu yang selama ini merupakan hal-hal yang dominan. Pada masa persaingan
ketat di era globalisasi saat ini, maka persaingan yang sebenarnya adalah
terletak pada bagaimana sebuah perusahaan dapat memanfaatkan e-commerce untuk
meningkatkan kinerja dan eksistensi dalam bisnis inti. Dengan aplikasi
e-commerce, hubungan antar perusahaan dengan entitas eksternal lainnya
(pemasok, distributor, rekanan, konsumen) dapat dilakukan secara lebih cepat,
lebih intensif, dan lebih murah daripada aplikasi prinsip manajemen secara
konvensional (door to door, one-to-one relationship). Maka e-commerce bukanlah
sekedar suatu mekanisme penjualan barang atau jasa melalui medium internet,
tetapi juga terhadap terjadinya sebuah transformasi bisnis yang mengubah cara
pandang perusahaan dalam melakukan aktivitas usahanya. Membangun dan
mengimplementasikan sebuah system e-commerce bukanlah merupakan proses instant,
namun merupakan transformasi strategi dan system bisnis yang terus berkembang sejalan
dengan perkembangan perusahaan dan teknologi. E-commerce yang menawarkan banyak kemudahan terhadap
konsumen belum tentu berhasil hanya
dengan membuat website toko online, namun konsumen secara personal juga akan
menilai dan menentukan perilaku apa yang akan mereka ambil berdasarkan
penilaian mereka terhadap suatu situs
e-commerce, apakah konsumen akan
percaya dan selanjutnya dengan senang hati bertukar informasi pribadi dengan
situs e-commerce, dan bertransaksi atau tidak.
Para pembeli online sangat hati-hati, dan dengan ancaman kecurangan
online, mereka memiliki alasan untuk berperilaku demikian. Pada dasarnya,
banyak pembeli tidak percaya pada situs, kecuali jika perusahaan dapat
membangun kepercayaan pengunjung atas situs terkait. Pengunjung mulai
mengevaluasi kredibilitas situs begitu mereka memasukinya.
1.2
Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut maka yang
menjadi pokok masalah adalah sebagai berikut :
1.
Bagaimanakah pelanggaran e-commerce di Tiket.com ?
2.
Bagaimana hubungan potensi pelanggaran pada bisnis
e-commerce ?
3.
Apa model E-bisnis pada Tiket.com?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penulisan ini adalah sebagai
berikut :
1. Untuk
mengetahui pelanggaran e-commerce di Tiket.com
2. Untuk
mengetahui hubungan potensi pelanggaran pada bisnis e-commerce
3. Untuk
mengetahui model E-bisnis Tiket.com
BAB II
TELAAH LITERATUR
2.1 Pengertian E-Bisnis
Sairamesh (2004) E-Bisnis adalah praktek pelaksanaan dan pengelolaan proses
bisnis utama seperti perancangan produk, pengelolaan pasokan bahan baku, manufaktur, penjualan, pemenuhan pesanan,
dan penyediaan layanan melalui penggunaan teknologi komunikasi, komputer, dan
data yang telah terkomputerisasi. E-Bisnis menggunakan teknologi informasi
berupa internet dan jaringan komputer lainnya untuk menjalankan proses bisnis
utama yaitu pembelian dan penjualan. Awalan “e” dalam kata e-Bisnis berarti
“elektronik”, yang berarti kegiatan atau transaksi yang digunakan tanpa pertukaran
atau kontak fisik, transaksi diadakan secara elektronik atau digital, hal ini
menjadi mungkin dengan dukungan perkembangan komunikasi digital yang
pesat.
E-Bisnis
adalah perluasan dari e-Commerce, di
mana tidak hanya pembelian, pembayaran barang, dan pelayanan, tetapi juga disertai pelayanan konsumen, kolaborasi dengan partner bisnis dengan
dukungan elektronik sebagai alat transaksi atau organisasi, dalam penerapannya
e-Bisnis akan menggunakan seluruh mata rantai dalam proses bisnisnya, seperti
proses pembelian secara eletronik & management rantai pasokan, pemrosesan
pesanan secara elektronik, mengatur pelayanan pelanggan hingga bekerja sama
dengan partner (mitra usaha). Dalam
e-Bisnis transaksi uang belum tentu diperlukan, karena pada prinsipnya
e-Bisnis juga melibatkan pemasaran,
perancangan produk, dan evaluasi layanan konsumen. Jadi e-Bisnis merupakan integrasi dari pembelian dan penjualan secara eletronik,
pengadaan secara elektronik, distribusi dan
delivery barang secara elektronik, layanan online untuk
customer, pemasaran secara elektronik, transaksi yang aman, proses yang
diotomatisasi dan juga kolaborasi semua bagian secara elektronik.
2.2 Pengertian E-commerce
E–Commerce atau yang
disebut Internet Commerce pada dasarnya
mempunyai makna yang sama, yang berarti suatu cara bagi seorang konsumen
membeli barang yang diinginkan secara online melalui jaringan internet.
E-Commerce juga dapat diartikan sebagai
suatu proses berbisnis dengan menggunakan teknologi elektronik yang
menghubungkan antara perusahaan, konsumen dan masyarakat dalam bentuk transaksi
elektronik dan pertukaran/penjualan barang, servis, dan informasi secara
elektronik. Manfaat yang bisa diperoleh perusahaan dengan memanfaatkan
e-commerce di antaranya (wikipedia.com):
1.
E-commerce
memperluas daerah pemasaran hingga
ke pasar nasional dan internasional. Dengan
pengeluaran dana yang minim,
perusahaan dapat dengan mudah dan
cepat menemukan lebih banyak pelanggan, supplier yang lebih baik, dan rekan bisnis yang baru dan tepat dari seluruh
dunia. Salah satu contohnya adalah
website Amazon (http://www.amazon.com) yang menjual berbagai peralatan elektronik,
buku secara online. Walaupun penjual berada jauh di benua Amerika namun
pelanggannya yang berasal dari berbagai
negara dapat membeli produknya hanya melalui komputer di rumah yang terkoneksi
internet, dan hanya dalam beberapa hari barang yang dipesan telah sampai di
tangan pelanggan.
2.
E-commerce dapat mengurangi
biaya pembuatan, pemrosesan,
pendistribusian, penyimpanan, dan
pencarian informasi yang menggunakan kertas.
3.
E-commerce mengurangi waktu antara pengeluaran
modal dan penerimaan barang dan jasa.
4.
E-commerce
memungkinkan interaksi yang lebih
dekat dengan pelanggan, meskipun melalui media
perantara. Ini adalah promosi
yang lebih baik
untuk CRM dan dapat meningkatkan loyalitas konsumen (customer loyalty).
5.
Layanan
konsumen dan citra perusahaan menjadi
lebih baik, dapat menemukan
partner bisnis baru, menyederhanakan proses, mempersingkat waktu
pemasaran, akses informasi menjadi cepat, mengurangi biaya transportasi,
mengurangi biaya untuk kertas dan meningkatkan fleksibilitas. E-commerce
tidak hanya mendatangkan manfaat
yang menguntungkan bagi perusahaan
namun juga memberikan manfaat
bagi konsumen.
Manfaat e-commerce bagi konsumen antara lain:
1.
E-commerce
memungkinkan pelanggan untuk berbelanja
atau melakukan transaksi lain sepanjang tahun selama 24 jam sehari dari
manapun.
2.
E-commerce menyediakan pilihan lebih
banyak kepada pelanggan, sehingga Ecommerce dapat
membuat konsumen mendapatkan keperluannya dengan mengeluarkan biaya yang
lebih rendah, karena konsumen yang berbelanja di toko cenderung mengeluarkan biaya
lebih banyak karena tergoda untuk
membeli barang-barang lain yang sebenarnya tidak diperlukan.
3.
Pelanggan bisa mendapatkan informasi yang relevan dari detail produk dalam hitungan
detik, bukan lagi hari atau minggu.
4.
E-commerce memberikan tempat
bagi pelanggan yang satu untuk berinteraksi dengan pelanggan lain di
komunitas elektronik (electronic community) dan untuk bertukar pikiran serta
berbagi pengalaman satu sama lain.
Selain
bagi perusahaan dan
bagi konsumen, e-commerce juga memiliki manfaat bagi masyarakat antara lain:
1.
E-commerce
memungkinkan tiap individu untuk
bekerja di dalam rumah dan mengurangi
perjalanan ke luar rumah
untuk berbelanja. Hal
ini berakibat menurunkan arus kepadatan lalu lintas di jalan serta
mengurangi polusi udara.
2.
E-commerce memungkinkan sejumlah barang dijual
dengan harga lebih murah, sehingga orang
yang kurang mampu juga bisa membelinya
dan akan meningkatkan taraf hidup mereka.
3.
E-commerce
memfasilitasi layanan umum, seperti
perawatan kesehatan,
pendidikan, dan layanan
sosial pemerintah yang dapat diselenggarakan dengan biaya yang lebih rendah, dengan
kualitas yang lebih baik.
Lebih lanjut, e-commerce berarti transaksi paperless dimana
inovasi sepertipertukaran data elektronik, surat elektronik, papan buletin
elektronik, transfer danaelektronik dan teknologi berbasis jaringan lainnya
diterapkan berdasarkan jaringan.Umumnya, e-commerce adalah strategi komersial
baru yang mengarah pada peningkatankualitas produk dan layanan dan perbaikan
ditingkat layanan penyediaan sementara linkpersyaratan organisasi, pemasok, dan
konsumen ke arah mengurangi biaya (Shaw, 2012).E-commerce adalah pendekatan
baru dalam dunia bisnis secara elektronik danmenggunakan jaringan dan internet.
Dengan cara ini proses jual beli atau pertukaranproduk, jasa dan informasi
melalui komputer melakukan komunikasi dan jaringantermasuk internet (Turban et
al., 2006).
2.2 Model e-Bisnis
Model e-Bisnis adalah sebuah pendekatan untuk melakukan
bisnis elektronik dengan model tertentu, agar perusahaan bisa mempertahankan
bisnisnya dan menghasilkan pertumbuhan pendapatan yang menguntungkan. Model
e-Bisnis menjelaskan bagaimana fungsi suatu perusahaan, yaitu bagaimana
perusahaan menyediakan produk atau layanan, bagaimana menghasilkan pendapatan,
dan bagaimana beradaptasi dengan pasar baru dan teknologi yang baru. Model
e-Bisnis memiliki empat komponen tradisional, yaitu konsep e-Bisnis, nilai
proposisi, sumber pendapatan, dan kegiatan yang diperlukan, sumber daya dan
kemampuan. Kesuksesan dari model
e-Bisnis merupakan kerja sama komponen-komponen tersebut. (Johnston,
2006)
2.3
Sejarah
Tiket.com
Tiket.com adalah situs web yang menyediakan layanan
pemesanan hotel, tiket pesawat, tiket kereta api, penyewaan mobil yang berbasis
di Jakarta, Indonesia. Tiket.com dibentuk pada bulan Agustus 2011. Tiket.com didirikan oleh Wenas Agusetiawan, Dimas Surya
Yaputra, Natali Ardianto, Mikhael Gaery Undarsa pada bulan Agustus 2011. Pada
awalnya, Wenas Agusetiawan membeli domain tiket.com dan mengajak beberapa
kolega untuk membuat sebuah situs web untuk melayani pemesanan tiket pesawat
dan kereta api. Tiket.com merupakan salah satu rekan bisnis Kereta Api
Indonesia di Indonesia. Tiket.com juga bekerjasama dengan berbagai maskapai di
Indonesia untuk memudahkan orang untuk pemesanan tiket pesawat melalui
internet.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1
Pelanggaran E-commerce di bukalapak
Contoh Kasus Tiket.com :
Beberapa kali saya memesan hotel ataupun tiket pesawat
melalui website tiket.com. Dan dari pemesanan-pemesanan tersebut saya memperoleh
reward berupa tix point. Pada tanggal 02 Januari 2017, saya menerima email dari
tiket.com bahwa tix points dalam akun saya telah di redeem dengan voucher
sejumlah Rp50.000 di Alfamart oleh Rakha Nanda.Padahal pada tanggal tersebut
saya sedang berada di luar negeri dan tidak melakukan redeem apapun. Saya
bahkan tidak tahu tix points dapat di redeem di Alfamart.
Selain itu, nama profil akun saya diubah menjadi nama
binatang yang tidak pantas, bagi saya benar-benar suatu penghinaan. Saya
langsung mengontak customer service yang hanya mengatakan sedang ditindaklanjuti.
Beberapa hari kemudian saya menerima telepon yang mengaku dari tiket.com dan
menanyakan informasi, termasuk alamat saya yang menurut saya bersifat privasi
dan hanya mengatakan akan memproses kasus tersebut.
Menurut saya tiket.com tidak peduli dengan point yang telah
diredeem sejumlah Rp 50.000. Informasi alamat, detail pemesanan dan kartu
kredit juga hal yang tidak penting bagi tiket.com. (sumber : detik.com)
2.4
Hubungan
potensi pelanggaran pada bisnis E-commerce Tiket.com
Dari kasus di atas dapat dilihat bahwa terjadi kesalahan sistem oleh
Tiket.com, Karena melanggar ketentuan tentang
aturan etika bisnis oleh Tiket.com. Pelanggaran seperti ini menyalahi/melanggar
ketentuan aturan penjualan. Dari kasus diatas Tiket.com harus lebih bijak dalam
mengatasi kasus tersebut agar tidak terjadi kembali kasus seperti itu.
Tiket.com juga harus bertanggung jawab atas kejadian tersebut agar pelanggan
mendapatkan kembali kepercayaan kepada Tiket.com
2.5
Model
E-Bisnis Tiket.com
Model yang digunakan oleh Tiket.com adalah Whole of Enterprise. Karena
mereka menawarkan fasilitas satu pintu (dalam hal ini tiket) kepada pelanggan
yang membutuhkan pelayanan tertentu dan melibatkan banyak perusahaan. Dan
framework market yang digunakan tentunya adalah E-commerce. Jasa layanan tiket
ini memberikan banyak kemudahan bagi para pelanggan, baik untuk memberikan
layanan tiket kereta api, tiket pesawat, tiket event ataupun juga tiket hotel
dan bioskop. Dan tidak menutup kemungkinan lagi akan terus berkembang dengan
menggandeng perusahaan-perusahaan jasa lainnya. Jika semua layanan ini ada
dalam satu situs, bukan mustahil, tiket.com akan menjadi barometer untuk
pelayanan tiket-tiket di seluruh Indonesia tentunya.
BAB IV
KESIMPULAN
Untuk
mendukung pengembangan e-Bisnis berbasis
web diperlukan Teknologi
informasi dan komunikasi berbasis internet melalui berbagai macam media
komunikasi dan telekomunikasi baik itu jaringan internet konvesional maupun
melalui fixed wireless atau melalui
perangkat telekomunikasi di operator. Dalam membangun e-Bisnis, pelanggan adalah critical point
yang harus diperhatikan, artinya jaminan privasi dan kemanan harus dimiliki
pelanggan selama bertransaksi. Pengelola harus bisa menjaga privasi informasi
mengenai pelanggan yang memberikan informasi data diri kepada pengelola melalui
situs web yang dikembangkan. Bisnis social networking semakin membuat pasar
e-Bisnis semakin hidup karena para pengguna bisa bertukar informasi tentang
suatu produk secara bebas dan sebanyak-banyaknya dengan pengguna lain.
Perusahaan
ada yang menjalankan etika bisnisnya dengan baik dan ada juga yang tidak
menjalankan etika bisnisnya sehingga banyak melakukan pelanggaran. Beberapa
faktor yang menyebabkan pelanggaran etika bisnis diantaranya yaitu banyaknya
kompetitor baru dengan produk mereka yang lebih menarik, inginnya produsen
menambah pangsa pasar dan keinginan produsen menguasai pasar.
DAFTAR PUSTAKA
Subekti,
Mohammad, 2014. “Pengembangan Model E-Bisnis di Indonesia” Vol.5 No.2.
Dwi Lesmono, Ibnu,
2015.”Pengaruh Penggunaan E-commerce
bagi Pengembangan Usaha Kecil
Menengah (UKM) Dengan Pendeketan Technology Acceptance Model”. Vol.3 No.1 Maret 2015.
Pradana, Mahir, 2015.”Klasifikasi Jenis-jenis Bisnis
E-commerce di Indonesia” Vol.9 No.2
Desember 2015
Komentar
Posting Komentar